Refleksi Hari Pahlawan Mahasiswa Karawang Diskusi di Monumen Rawagede

Karawang, Kabarsebelas.com – Puluhan mahasiswa Unsika dan UBP Karawang bersama Forum Diskusi Pemuda memperingati hari pahlawan dengan gelar diskusi di monumen Rawagede, Kecamatan Rawamerta, Karawang, Rabu (10/11/2021).

Ketua Panitia, Saman Karim mengatakan  Diskusi Refleksi Hari Pahlawan 10 Nopember 2021 dengan Tema: “Jiwa Kepahlawanan Di Masa Pandemi Dan Menangkal Radikalisme”.

Jumlah peserta yang hadir sebanyak 25 orang dari kalangan pemuda dan mahasiswa. Sedangkan sebagai Narasumber,  Alfin Fadillah (Presma Unsika), dan Demisioner Ketua BEM FH UBP Sofyan Nasution dan Dewan Penasehat SMSI, N. Hartono.

“Tujuan diskusi yaitu untuk memotivasi jiwa kepahlawanan para mahasiswa di semua aktivitas di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemudian juga menanamkan jiwa kepahlawanan dalam berpartisipasi untuk mendukung pemerintahan dalam menanggulangi pandemi serta terhindar dari pemahaman radikalisme,” tegasnya.

Pada sesi diskusi, Demisioner Ketua BEM FH UBP, Sofyan Nasution mengucapkan terima kasih karena sudah diundang dalam forum diskusi ini.

“Berbicara menangkal radikalisme, ini tugas-tugas kita sebagai pemuda dan mahasiswa untuk mensosialisasikan hal ini. Apabila mengkritik dengan mengedepankan norma, dan menghindari ujaran kebencian,” jelas Sofyan.

Menurutnya, mahasiswa juga punya kewajiban untuk berjuang bagi kepentingan masyarakat Karawang.

“Hal ini tidak bisa serta merta memberikan stigma atau melabeli bagi gerakan pemuda dan mahasiswa,” ungkapnya.

Masih kata dia, hari ini kita bisa menabrak aturan namun sebisa mungkin menghindari hal-hal yang tidak bermanfaat bagi masyarakat Karawang dan diri sendiri.

“Saran juga ketika ada yang melemparkan argumentasi bisa menjunjung tinggi norma dan sopan santun,” tandasnya.

Narasumber ke dua, Alfin Fadillah yang menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Unsika mengulik tentang 2 tahun terkena pandemi.

“Pandemi sangat berdampak pada ekonomi, pendidikan dan banyak sektor lainnya. Adapun peran pelajar, pemuda dan mahasiswa di tengah pandemi harus bisa saling membantu sama lain,” katanya.

Menurutnya, radikalisme adalah bertentangan dengan negara karena berkaitan dengan terorisme. Data BNPT banyak dari kalangan muda yang terdoktrin, dan terpapar paham radikalisme.

“Untuk menangkal radikalisme harus toleransi dan dengan momentum Hari Pahlawan bisa sama-sama menguatkan nasionalisme,” ajaknya.

Di kesempatan tersebut Dewan Penasehat Serikat Media Siber Indonesia  (SMSI) Karawang mengatakan bahwa kepahlawanan adalah perilaku, dimana arek-arek Suroboyo lalu meskipun dengan keterbatasan senjata namun tekad mempertahankan negara, para Pahlawan dibawah Komando Bung Tomo mengobarkan semangatnya.

“Jiwa kepahlawan hari ini pada masa pandemi, para Nakes saya anggap mereka adalah para pahlawan yang berjuang untuk menanggulangi covid,” demikian katanya mengawali materinya.

Lanjut dia, kita mengucapkan terima kasih kepada orde lama, juga orde baru dan orde reformasi sehingga demokrasi bisa kita nikmati hingga saat ini.

“Jiwa kepahlawanan harus menjadi tauladan kita. Alhamdulillah PPKM Karawang sudah level 2, dan kita harus berdoa, berusaha dan bekerja sama agar pandemi segera selesai,” urainya.

Menurutnya, tidak ada masalah bagi pelajar, pemuda dan mahasiswa untuk bersikap kritis tapi ada feed backnya untuk kebaikan berbangsa.

“Sementara radikalisme bukan dilakukan oleh orang dengan stigma tertentu tapi bisa saja dilakukan oleh warga biasa karena kejujuran sudah terdegradasi. Untuk itu generasi muda, pelajar dan mahasiswa harus membentengi diri dari paham radikalisme dengan nasionalisme dan jiwa kepahlawanan,” tandasnya.

Saat menjawab pertanyaan peserta diskusi, pria yang akrab disapa Romo ini menegaskan bahasa kita berpikir radikal yang positif tidak masalah namun yang sifatnya provokatif, memecah belah bangsa harus dihindari.

Seusai diskusi, para peserta juga melakukan tabur bunga dan foto bersama.(red)