
KABARSEBELAS.COM – Cash on delivery (COD) sedang diminati banyak masyarakat dalam melakukan transaksi belanja online. Sistem pembayaran ini memudahkan karena dianggap bisa menjamin barang sampai di tangan sebelum mengirim dana.
Rini Frastika, salah satu pengguna platform belanja online mengakui, COD sangat membantu karena bisa memastikan barang benar-benar sampai baru menyelesaikan pembayaran. Tidak hanya itu, COD juga jadi pilihan agar tak perlu buang waktu ke ATM melakukan pembayaran.
“COD itu, kaya obat trauma. Trauma barang nggak sampai padahal uang sudah dikirim. COD kan, diantar dulu baru kita bayar, itu memudahkan,” kata Rini kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (31/1).Meski demikian, Rini juga punya pengalaman kurang menyenangkan saat melakukan COD. Di mana barang yang diantarkan kurir tidak sesuai dengan yang dipesan. Sehingga harus membayar sesuai dengan yang tertera dalam paket.
“Pengalamannya pernah pesan barang, tapi bukan pakai harga yang sudah disiapkan. Jadinya harus buru-buru menyiapkan uang pas. Barang yang dipesan dan harga di aplikasi beda,” katanya.
Namun demikian, menurutnya, masalah ini tidak cukup serius. Sebab penjual bisa dihubungi dan menyelesaikan komplain dengan baik. “Selesai masalahnya. Mungkin kurirnya salah kirim, karna posisinya hujan. Tiga hari kemudian barang datang sesuai pesanan,” jelas Rini.
Sementara itu, Lilis salah satu karyawan swasta mengatakan, sistem pembayaran COD hampir membuat kerepotan. Sebab, ada barang datang, padahal tidak ada yang melakukan pemesanan.
“Jadi itu barang datang, katanya COD. Kita bingung perasaan nggak ada yang pesan. Akhirnya kita bayarin, karena cuma Rp21.000, casing HP. Iseng banget yang pesan,” katanya.
Dia pun meminta, sistem COD harus memiliki pengamanan lebih. Sebab, rentan terhadap pemesanan fiktif. “Harusnya ada pengamanan lebih ya, saya nggak tahu apa, agar terhindar dari pesanan fiktif. Ini lumayan Rp21.000, kalau ratusan ribu, barang pasti dibalikin,” katanya.












